Monday 29 July 2013

Helang

Helang itu terbang tinggi, mencecah awan memutih. Dari jauh tampaknya gagah. Iya, ia memang gagah. Juga megah. Tak dapat disangkal lagi. Namun, dari ketinggian yang tinggi, halangan tetap datang jua dan ia jatuh menjunam ke bumi. Sebelum sempat ia mencecah tanah. Generasi sebelum kami menyambutnya, merawat dalam sembunyi sebelum kembali melepaskannya ke udara. Ia kembali terbang. Rendah, rendah, semakin tinggi dan meninggi. Dan kami, bernaung bawahnya dengan megah.

Hari ke hari, jumlah kami kian bertambah, sebagaimana makin besarnya bayang helang yang makin mendekati matahari. Kami berlindung di bawah bayang kemegahannya. “Segala kerja harus dilakukan d bawah bayangan”, kata generasi sebelum kami. Kami terus mengikuti.

Pertambahan jumlah bukanlah sesuatu yang baik, walaupun pada mulanya suatu yang menggembirakan. Jumlah bertambah, menambahkan kekuatan, juga keegoan. Tiba masanya, ada yang menjerit lantang,”Kenapa harus dalam bayang? Kita sudah kuat”, lalu mereka menyusup keluar, menambah bayangan pada helang. Bayang helang kian menghilang.

Ada ketika, ada antara kami menjerit ”Kalau berani, datanglah!” kepada mereka di luar sana. Adakah mereka lupa yang helang juga tak kebah pada peluru dan senjata. Mungkin ada antara mereka di luar sana adalah pemburu yang sudah lama kehausan darah.

Akhirnya, ada yang menjerit padaku, “Kau bukan lagi sahabatku”. Aku tertanya. Kenapa? Aku tak pernah menganggapnya sebagai sahabat malah aku anggapkan dia saudara. Adakah egonya terlalu tinggi hingga aku harus dia singkirkan.

Maka aku menyusup keluar dalam diam, tanpa berkata apa. Mana mungkin berkata-kata mampu melawan jeritan mereka. Aku keluar dari bayang terus ke cahaya, mentari menyengat atas kepala. “Tak mengapa, aku rela”.

Helang itu terus meluncur tinggi di udara. Tampak gagah dan perkasa. Iya, ia memang gagah dan perkasa. Dari dulu, kini dan selamanya.


#Kepada sahabat yang masih ada di sana, ada kerinduan yang masih tersimpan.

2 comments:

Skull Writers said...

yang gagah itu...

ada titik lemahnya :)

cuma saja kau tidak melihatnya

ya.. kalau kau jumpa. kau mungkin akan teruja



Nico Robin

b.r.u.t.a.l.s.o.l.o said...

salam raya maaf zahir batin